Tuesday 4 November 2008

Aikido yang Rasional, Tidak perlu latihan nafas khusus...?

Ini berkenaan dengan info menarik yang dikeluarkan oleh PADI (AikiWago). Saya jadi ingat pengalaman sendiri.....
Saya sepakat dengan uraian yang terdapat pada artikel tersebut. "Niat yang Utama", Tidak Perlu Nafas Khusus...

Dari pengalaman saya sendiri sejak berlatih Aikido tahun 1994 sampai sekarang, memang saya mendengar ada persaingan yang kurang sehat di antara 'lembaga-lembaga Aikido', ada juga yang masih berupa rumours atau issu. Memprihatinkan memang.... Mudah-mudahan sekarang sudah tidak...

Saya tidak tahu apa sebenarnya yang menjadikan hal itu terjadi, hanya saja terasa jadi Ironis, ketika Aikido mengisyaratkan adanya cinta kasih serta menjadi satu dengan universal, yang terjadi koq sepertinya tidak mencerminkan azas-azas tersebut.
Mungkin juga ada pembaca yang mengalami ketika ada sensei yang menyalahkan metode dan teknik sensei lainnya dengan berbagai alasan, tetapi mereka sendiri belum tentu dapat memberikan yang mana yang benar, walaupun mereka coba tunjukan apa yang menurut mereka benar, setelah diuji ternyata 'tidak jalan(efektif)'. Bagaimana ini...?

Ada juga yang menarik, ketika saya mendengar kabar/rumours bahwa banyak praktisi Aikido (lucunya lagi ada yang sudah Yudansha(blackbelt)) mencari 'Ki' di perguruan non Aikido..... hehehehe..., melatih pernafasan khusus gitu?
Aneh, padahal 'Aikido' sendiri sudah pasti mengandung 'Ki'... Bagaimana ini...?

Lalu, menurut info-nya, ada yang mempraktekan Aikido di dojo hanya sebagai 'sandiwara'.... Bagaimana ini..? beladiri hanya sandiwara? bagaimana kalau terjadi sesuatu di luar dojo? Jangan sandiwara dong? Kasihan publik... kasihan diri sendiri....

Alhamdulillah saya berguru kepada Sensei Atsushi Yamada, beliau tidak berkeberatan kalau kami, para muridnya melakukan uji efektifitas tekniknya dengan cara sesuka kami.... mulai dari serangan tiba-tiba sampai pegangan-pegangan yang sekuat-kuatnya dan sesusah-susahnya. Beliaupun berupaya memberikan penjelasan-penjelasan yang ilmiah.
Saya ikuti terus perkembangannya, seperti biasa saya banyak mempraktekan kepada para junior (kohai) dan 'bisa'. Bangga dong.... hehehe bahkan suka ada perasaan sudah jagoan... hihihi, malu deh kalo inget itu....
Jadi Ingat sesuatu, Seringkali ketika Jadi Senior/Sempay, kita terjangkiti 'Penyakit Senior' (Senior Syndrome--> sebutan saya aja) yaitu suatu perasaan sudah bener, merasa paling benar, sudah jago, maunya ngoreksi melulu tanpa memberikan kesempatan kepada kohai atau pemula untuk mengeksplorasi dan memanifestasikan pemahamannya tentang Aikido yang ia dapatkan/pahami. Sehingga dengan begini para pemula/kohai mengalami hambatan besar dalam menganalisis dan mengevaluasi pemahamannya. Dengan senior syndrome ini, kemajuan para kohai jadi terhambat, daya nalarnya terpasung, terputus. Seringkali gerakan/teknik yang sedang diaplikasikan oleh Kohai jadi terputus terus, tidak pernah tuntas atau utuh menjadi suatu teknik. Hal ini bertentangan dengan yang diajarkan O'Sensei Morihei Ueshiba, beliau melarang menghentikan gerakan teknik di tengah jalan karena akan 'memutus' aliran 'Ki'-nya. Jadi kalau kita termasuk orang/kelompok yang menekankan pada aspek 'Ki' atau mengagungkan aspek 'Ki' itu sendiri, sebaiknya jangan memutus rangkaian gerak dari para 'pembelajar' Aikido. Berikan kesempatan kepada para pemula untuk menemukan kesalahan-kesalahan sekaligus mengoreksinya.... Kebenaran akan muncul pada saatnya harus muncul...

Kembali ke cerita saya, Teknik saya kepada kohai bisa berjalan mulus, jalan, Namun, ketika dihadapkan pada senior (sempai) mengapa seringkali tidak efektif? tidak jalan... dan yang lebih memalukan lagi jika ada anggota baru dengan postur tubuh yang besar dan kokoh, tidak jalan juga..... hwaduh.... jadi malu ati nih....
Kemudian saya coba diskusi dengan para sempai, juga sensei, lalu saya temukan beberapa trik untuk mangatasi permasalahan tersebut, so akhirnya teknik yang saya pergunakan seringkali mengandung trik-trik tertentu....

Sayangnya saya tidak merasa puas dengan hal itu, rasanya jadi 'bohong' mengingat apa yang disampaikan founder O' sensei Morihei. Salahsatu yang saya ingat adalah "Dalam Aikido tidak ada Jurus Rahasia!" (No Secret Technique in Aikido) Seberapa jauh trik-trik itu bisa berhasil? trik seringkali terbatas penggunaannya, bahkan mungkin bisa berbalik...

Trik yang paling umum dipergunakan adalah 'thumbs attacked' (jempol attack), ini adalah sebutan saya untuk trik tersebut. Dimana ketika serangan berbentuk pegangan, saya selalu menyerang ke arah jempol tangan uke, sehingga daya cengkeramannya melemah, cukup efektif memang, sampai saatnya saya mengalami dipegang oleh orang yang lebih tinggi besar, bertangan besar dan kuat, 'asli!' pegangannya rapat dan mengunci, saya kepayahan deh dengan kondisi seperti itu....

Mengingat hal ini saya mensyukuri kondisi postur tubuh saya yang kecil dan ringan, sehingga hambatan-hambatan seperti di atas sering terjadi dan memicu saya untuk selalu memperbaiki teknik saya sendiri.

Saya Merasa sangat dipusingkan dengan kondisi seperti ini, bingung dan stress, Sensei Atsushi Yamada sudah tidak ada dan tidak Peduli lagi terhadap Unisba Aikido Club, beliau buka Lembaga Baru di Jl. Setiabudi Bandung namanya Institut Aikido Indonesia-Jepang. Para sempai sudah tidak aktif karena kesibukan masing-masing dan pekerjaan. Sesekali saya masih berkomunikasi dengan Budiana (Roges). Yang ada hanyalah orang-orang baru yang justru berharap memperoleh ilmu dari saya.... Tuhan bantulah hambaMu ini.... Saya merasa sendiri..... Saya selalu menyampaikan kepada setiap anggota/murid baru di Unisba bahwa Saya hanyalah Kyu 3, dojo unisba tidak punya afiliasi, dan saya/kami tidak berhak menyelenggarakan ujian kenaikan tingkat, jadi tidak ada peringkat sabuk di Unisba.... (Cat: tahun 2008 ini sudah berafiliasi ke Pengda Jabar dan ada kenaikan tingkat, Alhamdulillah...) (Suatu ketika sekitar tahun 2006-2007 saya pernah ditawari kawan (Pak Iyan) untuk mengisi Pelatihan Aikido di Jl. Malabar, dengan terpaksa saya menolaknya dengan alasan tersebut di atas, saya hanya kyu3, karena dojo ini untuk publik dan memerlukan orang-orang termasuk pelatih yang kompeten dan bonafide, tersertifikasi. Sekarang Dojonya sudah berjalan, (kalau gak salah namanya SOSA Malabar). Kami hanya belajar dan berlatih, berlatih, teruuuus berlatih dengan segala problematikanya......

Seiring perjalanan waktu dan proses yang dilakukan, tidak saya sadari teknik sayapun berubah, Pasti karena do'a yang saya panjatkan ke hadirat Allah SWT.. :) selain upaya yang selalu dilakukan. Saya tidak berusaha menyerang jempol uke ketika dipegang, dan lain-lain trik mulai saya hilangkan, saya kembali ke konsep dasar, Niat(yang utama), sensing(rasa), blending(membaur) dan leading(memimpin) Nafas normal-normal aja gak aneh aneh.

Alhamdulillah sejak tahun 2000 kemampuan saya mulai berkembang dan sayapun mengajarkan semua yang saya tahu kepada siapapun yang mau belajar. Dan berusaha untuk tidak bersandiwara dengan dalih apapun..! Kalau memang belum bisa ya sudah, akui saja belum bisa....

Lucunya, teknik-teknik yang saya terapkan sering mendapatkan cemooh dan disalahkan oleh lembaga lain, biarlah, mungkin memang salah bagi mereka, tetapi selama itu berfungsi buat saya dan murid-murid saya, why not.... :)

Saya masih ingat sekitar tahun 2001, murid saya, Ahmad, cerita ke teman-temannya tentang kemampuan saya, ada temannya yang sangat 'tidak percaya' dengan hal itu lalu ingin mencoba, so dibawalah temannya itu ke unisba, saya kaget, posturnya 'badag' 'pepel' besar dan kokoh, namanya Ibnu kalau gak salah.
Hmmmmm, saatnya ujian kebenaran teknik nih, test keyakinan dan niat.... itu yang saya pikirkan... Alhamdulillah, saya berhasil menunjukan bagaimana melepaskan diri dari berbagai serangan yang dia lakukan (umumnya grabbing, tori-tori sampai memeluk dari belakang) saya persilakan dia menyerang dan merespon sesuka hatinya, sayang tidak terdokumentasikan... Menurut kabar, besoknya Ibnu susah bangun, gak jadi mau nyuci baju,.... hihihiihi...
Just relax , luruskan niat, bersihkan hati dan istiqomahlah....and... action....!!! hehehehe....
Untuk menambah keyakinan saya, saya minta bantuan rekan saya (Kohai) Agus Hermawan (saat ini di Cirebon) namanya, walaupun Kohai, saya sering mati kutu kalau sudah dipegang dia, saya cobakan perubahan teknik saya, terutama 'morotedori kokyu nage, ura' dan alhamdulillah, "it works!!" betapa girangnya hatiku... hihhihi... Kemudian saya coba juga dengan Kohai lainnya yang bertubuh dan bertangan 'badag' yaitu Rommy, serta Sempai Budiana (Roges), and "It really Works!"

Saya hanya bercerita pengalaman saya, berbagi, bukan untuk hal-hal lainnya, mudah-mudahan bisa bermanfaat.... dan semoga tidak menjadi fitnah....

Biarlah status saya tetap kyu 3, toh ilmu pengetahuan itu tetap bisa dicapai dari kyu berapapun....

Allohumma 'qod balaghtu, Fashad..!
Ya Allah, telah aku sampaikan, maka Saksikanlah..!

semoga bisa bermanfaat,
Allahu'alam bishshowab

3 comments:

  1. Absen nih..
    keur nyobaan yeuh, check aja...

    ReplyDelete
  2. Salam kenal, saya juga sdh berlatih sejak 1994, boleh dibilang praktisi Aikido di Indonesia sangat sedikit mengetahui apa yang disebut Aiki Principle...
    Apa yang Mas Ragap latih sdh benar dan silahkan diteruskan, coba saja bergabung dengan dojo YIA atau lainnya supaya segera mencapai Dan I setelah itu bisa mengeksplore lebih jauh dengan membuka dojo sndiri, kalau masih Kyu3 akan lari di tempat krn Aiki Principle itu masih banyak...

    silahkan join forum di Kaskus ya, nick saya AikiTom, saya ingin berdiskusi dengan Mas Ragap lbh jauh mengenai aikiprinciple itu tadi..

    ReplyDelete
  3. I recently came across your blog and have been reading along. I thought I would leave my first comment. I don't know what to say except that I have enjoyed reading. Nice blog. I will keep visiting this blog very often. aikido dojo

    ReplyDelete

Lowongan Kerja